Pilgub Sumatera Utara 2018 - Lembaga Survei Stratak Indonesia melakukan riset opini publik di Provinsi Sumatera Utara sejak tanggal 11 sampai 18 Maret 2018. Riset yang ditujukan untuk memprediksi pemenang Pilgubsu 2018 ini menemukan data menarik yakni undecided voters atau pemilih yang belum memutuskan pilihannya lebih unggul dari para paslon peserta pilkada. Hal demikian memungkinkan terjadinya kembali kejadian pada Pilgubsu 2013 lalu, yakni tingkat partisipasi ada di bawah 50 persen. Demikian disampaikan Octarina Soebardjo dalam rilis survei yang digelar di kawasan Cikini, Jakarta, Selasa (27/3).
Hasil Quick Count Hitung Cepat Pilkada Provinsi Sumatera Utara 2018 :
1. Edi Rahmayadi-Musa Rajecksah (Ijeck) : 59,29 persen suara
2. Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus : 40,71 persen suara
#Hasil quick count Pilkada Sumut berdasarkan lembaga survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada pukul 14.55 WIB, dengan suara masuk 53,67 persen
1. Edi Rahmayadi-Musa Rajecksah (Ijeck) : 51,98% suara
2. Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus : 48,02% suara
#Update Hasil Quick Count Hitung Cepat Pilkada Provinsi Sumatera Utara 2018 versi LSI Denny JA hingga pukul 13.35 WIB dengan suara yang terkumpul 6,57% suara
Octarina menjelaskan temuan penting yang mengindikasikan kemungkinan rendahnya partisipasi tersebut yakni popularitas figur yang ikut dalam pilkada belum ada yang mencapai angka ideal 95 persen plus. Capaian popularitas Edy Rahmayadi sebesar 73,50 persen disusul Djarot Syaiful Hidayat 70,10 persen, lalu Musa Rajekshah 47,22 persen dan terakhir Sihar Sitorus 25,40 persen. Karena posisi popularitas yang masih rendah padahal masa mencoblos tinggal 90 hari maka dapat dimaklumi jika elektabilitas paslon angkanya masih pada rendah. Bahkan jauh lebih banyak yang belum memutuskan atau undevided voters yakni 53,35 persen pada pertanyaan terbuka (top mind) dan 38,38 persen pada pertanyaan tertutup.
Oktarina menyampaikan pentingnya para pihak melakukan sosialisasi dan membuka jalan bagi peningkatan partisipasi pemilih. Jika tidak dilakukan upaya sungguh-sungguh dari penyelenggara pemilu dan para pemangku kepentingan termasuk paslon peserta pilkada dan parpol pengusung pendukung, bisa jadi rendahnya partisipasi di pilgubsu 2013 akan terulang. Menurut Oktarina, salah satu sebab rendahnya partisiaspi di pilgubsu lalu adalah para calon tidak memiliki daya tarik politik yang tinggi sehingga gagal menyita perhatian masyarakat selama masa kampanye.